Blogroll

Monday, August 6, 2012

Jamrud "reborn" mencoba mendulag sukses (kembali)

Setelah sempat hengkang dari Jamrud, kehadiran kembali sang vokalis, Krisyanto, disambut hangat dengan diluncurkannya album terbaru mereka yang berjudul ENERGI + DARI BUMI DAN LANGIT, awal Maret 2012 lalu.  Sebetulnya album ini merupakan daur ulang (recyle) dari album sebelumnya "Bumi & Langit Menangis" yang saat itu dinyanyikan oleh vokalis "cabutan", Donal dan Iwan Vox.

Sudah tidak bisa disangkal lagi, nama Jamrud memang lekat dengan karakter vokal "berat"nya Krisyanto,maka tidak heran hengkangnya Krisyanto selama 5 tahun membuat para Jamers (sebutan penggemar Jamrud) merasa kehilangan. Dan kini, hadirnya album besutan  produser Log Zhelebour seakan mengobati rindunya para Jamers akan kekompakkan band pujaan mereka.

Berisi dua belas lagu : Ciaat, S.H.I.T (Seperti Hati Ini Terbakar), Sik Sik Sibatumanikam, Cerita Usang, The Devil Wears batik, Kontemplasi, Idiot, Sakit, Nangislah Negeriku, Sik Sik, Sibatumanikan (karaoke), The Devil Wears Batik (karaoke), Nangislah Negeriku (minus guitar), karakter musik Jamrud masih tampak lekat. Syair yang lucu dan nyeleneh menjadi andalan band yang digawangi: Azis Ms (Gitar), Krisyanto (Vocal), Ricky Teddy (Bass), Danny (Drum). Misalkan tembang Ciaat yang terinspirasi dari maraknya Boy Band Korea;..semalam ku berubah jadi sansak digampar orang kiri dan kanan, nyolek penyanyi korea, aku diseret 11 orang, jelas engga bisa lari..mukaku biru2 semua, gigi depanku rontok dua, meski hidungkku ngucur darah, tapi toh aku ga menyerah..

Kreativitas mencipta lagu oleh Aziz MS memang tidak ada "matinya". Inspirasi lagu yang diperolehnya dari kejadian sehari-hari menjadi andalan Jamrud yang kini berusia lebih dari 20 tahun. Selain tembang dengan syair cinta dan nyeleneh, Jamrud juga menyisipkan pesan moral dan politis, misalkan pada lagu " The Devil Wears Batik" dan "Nangislah Negeriku".

Selain soal kreativitas mencipta, kesuksesan Jamrud  tidak bisa lepas dari nama besar "Log Zhelebour" . Lewat tangan dingin produser musik ini, nama Jamrud semakin terangkat, misalkan saat album perdana Jamrud, Nekad (1995) yang  meraih angka penjualan sebanyak lebih dari 100 ribu keping dalam waktu singkat. Kesuksesan mereka dilanjutkan dengan album kedua mereka, Putri (1997), yang angka penjualannya mencapai 200 ribu keping. Keuntungan besar dari hasil penjualan album-album Jamrud terus berlanjut hingga mereka merilis Terima Kasih (1999), hingga   album Ningrat (2000) yang mencatat angka penjualan sebanyak satu juta keping dengan singel "Surti-Tejo" dan "Pelangi di Matamu".

Yang berbeda dengan album sebelumnya, album terbarunya Jamrud dijual dengan mem-bundling album dengan sebungkus rokok dari   sebuah perusahaan rokok ternama. Segi pemasaran kreatif ini patut diacungi jempol,apalagi pihak label menggandeng mini market "indomaret" untuk penjualan, sehingga penetrasi pasar bisa lebih "jauh". Sekalipun demikian, apakah penjualan album ini bisa mengulang sukses angka penjualan album sebelumnya? Kita tunggu saja hasilnya... Bravo Jamrud..Bravo Jamers..[lysthano/cover: LOG Music]

sumber : indonesian tunes

0 comments:

Post a Comment